Monday, September 10, 2012

Library of Congress: Ruangan Terindah di Dunia & Musik Dangdut
(Washington DC Bagian 3)

Bagaikan dua titik yang bergerak perlahan dalam labirin bawah tanah kota Washington DC, siang itu kami menyusuri terowongan panjang di bawah Independence Avenue yang menghubungkan Capitol dengan Perpustakaan Konggres Amerika Serikat. Tak sabar rasanya, ingin segera menyaksikan keindahan ruangan perpustakaan yang didirikan untuk melayani anggota Konggres Amerika itu. Banyak orang menyebutnya sebagai ruangan paling menakjubkan di Amerika!

Di ujung terowongan, tampak penjaga dan seperangkat alat pendeteksi logam telah menanti kami. Library of Congress adalah salah satu gedung penting di AS selain US Capitol, Supreme of Court, White House dan Pentagon. Bisa dimaklumi jika pemeriksaan keamanan saat memasuki area ini cukup ketat. Namun kesan serius itu mendadak hilang, saat memasuki lobi perpustakaan. 

Kemewahan interior khas Eropa abad pertengahan berpadu dengan panel-panel digital yang berfungsi sebagai display informasi, cukup menghilangkan penat kaki gw saat menyusuri lorong panjang tadi. 

Gw cukup beruntung siang itu, saat mendaftar di resepsionis, ternyata tur baru saja dimulai. Kami langsung digiring ke ruangan tempat peserta tur menonton sejarah Perpustakaan Kongres yang dikemas dalam film dokumenter berdurasi sekitar 15 menit. Tayangannya menarik dan berhasil membuat kami penasaran. 

Setelah mengumumkan aturan tentang apa saja yang boleh dilakukan dan apa yang dilarang selama berada di dalam perpustakaan, panitia kemudian membagi para pengunjung ke dalam 4 kelompok. Gw berada dalam kelompok terakhir, bersama 3 pengunjung asal Eropa, 1 dari Afsel dan 2 lainnya dari Jepang. Di awal perkenalan, pemandu gw mengingatkan, "Silakan foto-foto karena Perpustakan Konggres ini memang indah, tapi jangan jauh-jauh ya suara saya tidak bisa kencang" katanya. Guide gw itu namanya Bill, bule asli, kulitnya putih hidungnya mancung dan rambunya pirang, hanya saja umurnya udah banyak jadi suaranya pelan dan lamban. Hehehe jadi berasa jalan-jalan ama kakek… 

Berada di Great Hall Library of Congress dan menyaksikannya secara langsung, membuat gw bisa memahami mengapa ruangan ini disebut sebagai ruangan paling menakjubkan di Amerika. Lorong utama Perpustakaan Konggres bersinar dengan kemegahan klasik istana Eropa mewah menyambut para pengunjungnya. 

Dua puluh lima meter di atas kepala, jendela langit-langit dari kaca patri berkilau di antara balok- balok berpanel yang dihiasi lembaran aluminium langka - logam yang dianggap lebih berharga daripada emas pada jaman itu. 


Di bawahnya, rangkaian anggun pilar berpasangan mendereti balkon lantai dua dengan dua tangga melengkung megah di sisi kiri dan kanan ruangan. Megah dan indah! Mungkin gw lebay, tapi gw setuju dengan orang-orang yang mengatakan ini merupakan ruangan terindah di dunia!


Di tiap tangga berdiri sosok perempuan perunggu raksasa yang sedang mengangkat obor, mencerminkan tema pencerahan. Secara serasi, langit-langit berbentuk kubah di atas kepala dihiasi lukisan enam-panel John White Alexander yang berjudul The Evolution of the Book. 



Melihat ke sisi manapun, mata kita akan menemukan keindahan! Bahkan jika melihat ke lantai...


Secara keseluruhan dekorasi arsitektur Perpustakaan Konggres bergaya Renaisans. Lukisan di langit-langit dan dinding menggambarkan keunggulan ilmu pengetahuan serta pencapaian manusia di berbagai bidang, seperti sains, seni musik hingga olah raga. Nah bicara pesta olah raga, ada yang menarik, dari beberapa lukisan yang ada di Great Hall Library of Congress ini, para atlet yang berlaga di pertandingan semuanya digambarkan tanpa menggunakan busana. Menurut Bill pemandu gw, sangat mungkin peserta pertandingan Olimpiade jaman dulu tidak menggunakan seragam seperti sekarang alias telanjang!

Pertandingan Olimpiade, dulu atletnya telanjang semua :)
Semua pegangan tangga juga dihiasi ukiran anak kecil telanjang bersayap (menyerupai cupid yang disebut "putti") yang digambarkan sebagai ilmuwan modern. Cupid petani memegang jagung, cupid pelukis memegang kuas dan cat atau cupit arsitek dengan latar belakang bangunan dan memegang kertas rencana, dll. 

The putti representing Asia and Europe who sit on a buttress cap on the Grand staircase 
by Philip Martiny in the Great Hall


Great Hall memang menakjubkan, tapi bagian paling spektakuler adalah ruang baca Perpustakaan Konggres. Ruangan persegi delapan ini memiliki rotunda di bagian atasnya. Berada di dalamnya, seluruh indra kita dimanjakan. Karpetnya tebal dan empuk, dindingnya menjulang setinggi 50 meter dengan kedelapan sisinya dilapisi marmer Tennessee cokelat tua, marmer Siena warna krem, dan marmer Aljazair merah apel. Cahaya lampu menerangi dari delapan sudut, sehingga di sisi manapun kita duduk membaca tidak akan ada bayang-bayang yang jatuh. Sungguh menciptakan efek seakan ruangan itu sendiri yang berkilau!
 

Selain melayani anggota Konggres, Perpustakaan Kongres terbuka untuk masyarakat umum yang ingin melakukan penelitian akademis. Pengunjung harus membuat "Kartu Identitas Pembaca" untuk bisa memasuki ruang baca dan melihat koleksi. Meski begitu, koleksi yang ada di ruang baca ini tidak boleh dibawa ke luar gedung atau dipinjam. Peminjaman hanya boleh dilakukan oleh anggota Kongres, Hakim Mahkamah Agung AS, berikut stafnya, staf Perpustakaan Kongres, dan pejabat badan pemerintah AS lainnya.


Selain dekorasi dan arsitekturnya yang mengagumkan, Perpustakaan Konggres memiliki koleksi terlengkap. Didirikan 24 April 1800, tak lama setelah Presiden John Adams memindahkan ibu kota AS dari Philadelphia ke ibu kota baru di Washington DC, koleksi awal Perpustakaan Kongres Amerika Serikat adalah 740 buku dan 30 buah peta. Sebagian besar adalah buku-buku hukum yang dipesan dari London. 

Dua abad kemudian, Library of Congress dinyatakan Guinness World Records sebagai perpustakaan terbesar di dunia yang memiliki lebih dari 32 juta buku dan 61 juta naskah dalam 470 bahasa. Buku-buku itu menempati rak-rak yang jika dijumlahkan panjangnya mencapai 850 km. Cukup untuk direntangkan dari Washington DC sampai Boston! Bahkan terus berkembang, dengan tambahan 10 ribu barang per hari!

Di lantai dasar, ada etalase tahan-peluru yang berisi dua koleksi perpustakaan yang paling berharga, yakni Alkitab Raksasa Mainz yang ditulis tangan pada 1450-an, serta Alkitab Gutenberg, satu dari tiga salinan sempurna Alkitab Gutenberg berkertas-kulit yang ada di dunia.
Biblia latina (Bible in Latin), probably Mainz, 1452-1453. 

Serta sejumlah koleksi ekslusif, yang antara lain Salinan pribadi Lewis Carroll berupa sketsa pensil asli buku Alice in Wonderland sebelum dicetak. 
Alice in Wonderland ... salinan pribadi Lewis Carroll
Ada juga Catatan pendek Galileo tahun 1610 hasil pengamatannya tentang bulan dan bintang-bintang.
Galileo’s fingers? Galileo himself set the type for the Jupiter section.
Galileo’s 1610 short work on his observations regarding the moon and stars.

Mantan Presiden Thomas Jefferson berjasa dalam tahap awal pendirian perpustakaan ini. Ia menyerahkan 6.487 buku koleksi pribadinya, yang terdiri dari buku-buku filsafat, sains, sastra hingga buku memasak yang saat itu masih jarang ditemukan. Seluruh koleksi yang ia kumpulkan selama 50 tahun itu diserahkan pada Januari 1815 dengan pembayaran $23.950. Kini buku koleksi Thomas Jefferson itu bisa kita lihat di lantai 2 Perpustakaan Konggres.
 Koleksi buku Thomas Jefferson
Sebagai tempat penyimpanan awal untuk koleksi pribadi buku ilmu pengetahuan dan filsafat milik Thomas Jefferson, Perpustakaan Konggres berdiri sebagai simbol komitmen Amerika terhadap penyebaran pengetahuan. Saat listrik pertama kali ditemukan, Perpustakaan Konggres merupakan salah satu gedung pertama di Washington DC yang punya penerangan listrik, perpustakaan itu secara harfiah bersinar bagaikan mercusuar di dalam kegelapan Dunia Baru.

Sebagai orang Indo, tentu penasaran ingin tau materi apa saja yang dimiliki Library of Congress tentang Indonesia. Ternyata ada dua ribu lebih buku dan naskah tentang Indonesia disini, termasuk file audio dan video. 

Nah kalo soal musik, sepertinya AS faham betul kalo Indonesia itu identik dengan musik dangdut. Setidaknya ada 16 album dangdut Kak Rhoma yang dikoleksi disini. Gilak lengkap banget yaaa….Ter-la-lu! Judulnya antara lain "24 Lagu Terbaik Rhoma Irama" dan "Terpopuler Dangdut Rhoma Irama-Elvy Sukaesih". Selain albumnya Kak Rhoma, gw juga nemu "Inul Daratista Karoke Dangdut Ngebor" :)

Kira-kira di Perpustakaan Nasional kita menyimpan koleksi lengkap si Raja Dangdut juga ga ya? Hayaah…malah ngomongin dangdut, udah ah makan dulu yaa..masih ada cerita laen soal Washington DC… (bersambung)

No comments:

Post a Comment